Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Mencegah Kecanduan Judi Online: Tanggung Jawab Orang Tua

Mencegah Kecanduan Judi Online: Tanggung Jawab Orang Tua

by Gilang Permana at 11 Nov 2024 11:15

Perkembangan teknologi digital membawa banyak dampak pada kehidupan masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja. Di antara berbagai manfaatnya, ada sisi gelap yang mengintai—kecanduan judi online. Fenomena ini tidak hanya merusak individu, tetapi juga berdampak serius pada generasi muda yang seharusnya menjadi pemimpin masa depan.

Mengapa Kecanduan Judi Online Membahayakan?

Kecanduan judi online sering kali dimulai dari rasa penasaran, yang seiring waktu berubah menjadi kebiasaan. Tekanan sosial dan iklan-iklan menarik di media sosial kian mendorong masyarakat untuk mencoba peruntungannya di dunia maya. Sayangnya, anak-anak dan remaja adalah kelompok yang paling rentan terjebak dalam jeratan ini, terutama karena perkembangan bagian otak yang mengatur pengendalian diri belum sepenuhnya matang.

Menurut data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), angka anak-anak yang terpapar judi online mengalami lonjakan hingga 300 persen. Ini adalah sinyal peringatan yang harus ditanggapi serius oleh orang tua dan pihak berwenang.

Pola Asuh Pengaruh Besar dalam Kecanduan Judi

Rumah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak. Namun, pola asuh orang tua berperan signifikan dalam mendorong atau mencegah kecanduan judi. Pola asuh yang otoriter, di mana orang tua membuat aturan tanpa adanya dialog, akan mendorong anak mencari hiburan di luar, termasuk judi online. Sebaliknya, pola asuh permisif yang memberikan kebebasan tanpa batasan juga bisa berbahaya. Anak-anak menjadi merasa berhak untuk melakukan apapun, termasuk yang merugikan diri sendiri.

Menanamkan Mekanisme Koping Sejak Dini

Untuk menghindari anak-anak terjebak di dunia judi online, penting untuk menanamkan mekanisme koping yang baik. Kemampuan untuk mengatasi stres dan tantangan hidup harus diajarkan sejak usia dini. Pola asuh otoritatif, yang mendukung perkembangan anak namun memberikan batasan yang jelas, adalah pendekatan yang paling efektif. Misalnya, memberikan gawai kepada anak setelah usia 8 tahun dengan batasan waktu penggunaan yang jelas dapat mengurangi risiko.

Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Melindungi Remaja

Peran orang tua sangat penting dalam mencegah anak-anak terjebak dalam dunia judi. Dalam kasus-kasus di mana anak sudah mengalami kecanduan, mereka memerlukan bantuan profesional untuk memulihkan diri. Sebuah studi dari Klinik Adiksi RSCM menunjukkan dampak parah dari kecanduan judi—seorang mahasiswa mengalami kerugian hingga Rp 800 juta, meskipun kemenangannya hanya Rp 15 juta.

Kecanduan judi sering kali melibatkan ingatan selektif terhadap kemenangan, yang memicu perilaku impulsif untuk terus mencoba meskipun kehilangan terus-menerus terjadi. Ketika otak melepaskan dopamin akibat kemenangan, anak akan terus terjebak dalam siklus di mana rasa senang berlebihan itu sulit dihindari ketika mengalami kekalahan.

Mendukung Upaya Pemerintah dalam Mencegah Judi Online

Pemerintah juga berupaya untuk menanggulangi masalah ini melalui pemblokiran situs judi online. Kementerian Komunikasi dan Digital, bersama dengan aparat hukum, telah melakukan langkah-langkah konkret untuk mengurangi akses ke platform-platform berbahaya ini. Dalam hitungan tahun, perputaran uang judi online diprediksi mencapai Rp 283 triliun, yang menunjukkan adanya risiko besar bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang berusia 10-20 tahun.

Data juga menunjukkan bahwa 10,97 persen dari pemain judi online adalah remaja antara 10 hingga 20 tahun, dan 2,02 persen berasal dari anak di bawah usia 10 tahun. Ini adalah angka yang sangat mencemaskan dan memerlukan perhatian semua pihak, termasuk masyarakat dan pihak berwenang.

Strategi Perlindungan Anak dari Judi Online

Di samping pemblokiran situs, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sedang menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Perlindungan Anak dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik (TKPAPSE). Hal ini bertujuan untuk merumuskan kerangka kerja yang akan melindungi anak-anak dari pengaruh negatif game dan judi online.

Dengan semua upaya tersebut, harapannya adalah agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, bebas dari pengaruh merugikan yang dapat membuat mereka terjerumus ke dalam dunia judi yang berbahaya. Semua pihak—dari orang tua hingga pemerintah—harus bersatu untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi masa depan.

Kesimpulan

Kecanduan judi online adalah masalah serius yang harus ditangani secara komprehensif. Peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan yang tepat mengenai pengelolaan stres dan potensi risiko dari kebiasaan buruk. Masyarakat dan pemerintah juga harus saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak dan remaja. Hanya dengan kolaborasi yang baik, kita dapat sama-sama melindungi generasi emas Indonesia dari jeratan judi online.