Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Faktor Kemenangan Trump: Dukungan Arab Muslim AS di 2024

Faktor Kemenangan Trump: Dukungan Arab Muslim AS di 2024

by Fitri Wulandari at 11 Nov 2024 10:16

Donald Trump dari Partai Republik kembali mencatatkan kemenangan dalam pemilihan presiden yang berlangsung pada 5 November 2024, menembus basis suara yang sebelumnya tercatat untuk Partai Demokrat. Salah satu faktor kunci yang mendukung Trump adalah perubahan dukungan dari komunitas Arab Muslim di Amerika Serikat yang beralih setelah selama dua dekade mendukung Demokrat.

Mampu Menarik Dukungan Pemilih Muslim

Brosur kampanye Trump yang beredar di Dearborn, Michigan—kota yang menjadi rumah bagi komunitas Arab-Amerika terbesar di AS—menyebutkan: "Tidak ada perang baru, nilai-nilai keluarga, bahan makanan terjangkau." Dengan jumlah pemilih Muslim dan Arab Amerika sekitar 200.000 di Michigan, Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris bertarung sengit untuk menarik suara mereka.

Pada akhirnya, Trump berhasil merebut Michigan dengan selisih lebih dari 84.000 suara, sebuah angka yang sangat kontras dengan kemenangan Joe Biden atas Trump pada 2020 dengan selisih 154.000 suara. Kemenangan Trump sebagian besar berasal dari dukungan kuat pemilih Arab-Amerika dan Muslim.

Perang Israel Hamas sebagai Pemicu Ketidakpuasan

Banyak pemilih Muslim di Amerika semakin terpengaruh oleh situasi terkini, terutama perang Israel di Gaza. Tim kampanye Trump memanfaatkan data tersebut dan menggarisbawahi pesan anti-perang untuk menarik perhatian mereka. Dalam kampanyenya, Trump menyinggung bahwa pemilih Muslim tidak seharusnya mendukung Harris karena dukungannya terhadap figur seperti Liz Cheney, yang diyakininya memiliki sejarah buruk terkait konflik di Timur Tengah.

Trump memproklamirkan, "Ayahnya membawa perang dan kematian selama bertahun-tahun ke Timur Tengah; dia membunuh banyak orang Arab, banyak sekali orang Arab dan Muslim." Pidato ini mengena di hati komunitas Arab Amerika yang tengah terpuruk akibat konflik yang berkepanjangan.

Perubahan Arah Dukungan Pemilih

Kampanye yang dikenal dengan nama "Abandon Harris" berusaha menggalang suara protes agar pemilih Muslim berpaling dari Partai Demokrat. Sekitar 42 persen pemilih Muslim menurut jajak pendapat menunjukan dukungan kepada kandidat pihak ketiga Jill Stein, sementara 41 persen masih menyokong Kamala Harris. Ajaibnya, ini kontras sekali dengan tahun 2020 di mana 71 persen pemilih Muslim berencana memilih Biden.

Tahun ini, 98 persen dari responden Muslim tidak menyetujui cara Presiden Joe Biden menangani konflik di Gaza, menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kebijakan yang ada. Blok pemilih Muslim yang diperkirakan lebih dari satu juta, terutama terkonsentrasi di Michigan, Pennsylvania, dan Georgia, berpotensi memberi dampak besar pada hasil pemilihan.

Efek Negatif dari Kampanye Harris

Kesalahan strategi dari tim kampanye Harris menyebabkan pemilih Arab dan Muslim merasa terasing. Mantan Presiden Bill Clinton diundang untuk berkampanye dan menyampaikan pernyataan yang justru menghujat pemilih Muslim, yang kemudian memicu backlash dari komunitas. Harris telah berusaha menggeser fokus kampanyenya, tetapi hal ini tampaknya tidak lagi bermakna bagi pemilih yang sudah berpaling.

Dukungan dari Walikota Muslim

Di luar itu, Trump juga menerima dukungan dari Amer Ghalib, walikota Muslim Yaman-Amerika di kota Hamtramck. Momen dukungan ini menjadi simbol bagi pemilih Muslim lainnya, yang mulai melihat Trump sebagai alternatif yang lebih baik daripada status quo yang ditawarkan oleh Partai Demokrat.

Dawud Walid, Direktur Eksekutif CAIR cabang Michigan, menyatakan, "Mereka melihat pemungutan suara untuk Trump sebagai cara yang lebih efektif untuk mengirim pesan kepada Demokrat daripada memilih pihak ketiga," menekankan fakta bahwa banyak pemilih kini mengubah sikap dan memilih memilih Trump.

Memenangkan Arizona dan Rincian Suara Elektoral

Pada 9 November, Trump juga meraih kemenangan di negara bagian Arizona, menambah perolehan suaranya yang kini mencapai total 312 suara elektoral sementara Harris hanya mengumpulkan 226 suara. Ini merupakan kembalinya Pak Trump ke negara bagian yang sebelumnya di menangkan oleh Biden pada 2020 yaitu 11 suara elektoral dari Arizona.

Kedua kemenangan ini menegaskan bahwa suara dari komunitas Arab-Amerika dan Muslim memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemilihan kali ini. Dengan setidaknya 44.000 suara yang diraih oleh Jill Stein di Michigan dan lebih dari 600 ribu suara secara nasional, meskipun tidak cukup untuk membendung kemenangan Harris, mereka menunjukkan pergeseran dukungan yang nyata.

Kesimpulan

Dengan perubahan sikap pemilih, khususnya dari komunitas Arab Muslim, hasil pemilihan presiden 2024 dapat menjadi refleksi dari dinamika sosial dan politik yang kompleks di Amerika Serikat. Kemenangan Trump tidak hanya mencerminkan isu-isu ekonomi dan keamanan tetapi juga bagaimana identitas dan solidaritas komunitas dapat mempengaruhi pilihan politik di negara tersebut. Hal ini penting untuk dicermati mengingat pemilih Muslim dapat berperan sebagai penentu di pemilihan mendatang.