Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Prabowo Subianto Memulai Lawatan 16 Hari ke Luar Negeri

Prabowo Subianto Memulai Lawatan 16 Hari ke Luar Negeri

by Citra Maharani at 10 Nov 2024 13:27

Presiden Indonesia yang baru, Prabowo Subianto, meninggalkan Tanah Air pada Jumat, 8 November 2024, untuk lawatan kerja pertamanya ke luar negeri. Dengan menggunakan pesawat kepresidenan Boeing 737-73Q bernomor registrasi PK-GRD, Prabowo memulai perjalanan yang dijadwalkan selama 16 hari. Langkah ini menandai pergeseran dalam penggunaan transportasi resmi di kalangan para pejabat tinggi negara.

Kunjungan Pertama ke Republik Rakyat Tiongkok

Nah, tujuan pertama dari perjalanan Presiden Prabowo adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dalam keterangan pers yang disampaikan sebelum keberangkatannya, Prabowo mengonfirmasi bahwa setelah dari Beijing, dia akan melanjutkan perjalanan ke Washington D.C. untuk memenuhi undangan dari Presiden Amerika Serikat. Ini menunjukkan adanya keinginan untuk memperkuat hubungan diplomatik serta kerjasama antara Indonesia dan Negara Kekuatan Besar tersebut.

Rangkaian Agenda Internasional

Setelah lawatan ke Amerika Serikat, Prabowo direncanakan untuk bertolak menuju Lima, Peru, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). KTT APEC adalah platform penting yang mempertemukan negara-negara anggota untuk berdiskusi mengenai isu-isu ekonomi dan bisnis yang saling menguntungkan. Kegiatan ini akan menjadi kesempatan baik bagi Indonesia untuk meningkatkan daya tawar dalam kerjasama ekonomi regional.

Agenda tidak berhenti sampai di situ. Usai KTT APEC, Prabowo dan rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju Brasil untuk mengikuti KTT G20 yang diadakan di Rio de Janeiro. KTT G20 adalah pertemuan para pemimpin negara-negara besar di dunia untuk berdiskusi mengenai isu-isu global yang penting, termasuk ekonomi, perubahan iklim, dan kesehatan global. Partisipasi Indonesia dalam forum ini menunjukkan komitmennya terhadap kerjasama internasional dan perkembangan global.

Pergantian Pesawat Kepresidenan

Salah satu hal menarik dari perjalanan ini adalah penggunaan pesawat kepresidenan yang menunjukkan transisi dari era kepemimpinan sebelumnya. Prabowo terpantau menggunakan Boeing 737-73Q yang telah beroperasi selama lebih dari 24 tahun dan baru saja diubah statusnya menjadi Pesawat Kepresidenan pada Oktober 2024. Sebelumnya, pesawat ini dioperasikan oleh beberapa perusahaan penyewaan jet pribadi.

Pada era kepemimpinan sebelumnya di bawah Presiden Joko Widodo, pesawat-pesawat kepresidenan tertentu menjadi ikon dan bagian penting dari citra negara. Dengan penyesuaian ini, Prabowo tidak hanya menggunakan simbol-simbol baru tetapi juga menandakan pendekatan yang mungkin berbeda dalam kepemimpinan dan diplomasi.

Kepentingan Strategis dan Diplomasi

Perjalanan Prabowo ini bukan hanya sekadar agenda resmi, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat dalam percaturan global. Kerjasama dengan RRT, AS, dan negara-negara G20 sangat krusial untuk memperkuat ekonomi dan stabilitas politik Indonesia. Dalam konteks ini, perhatian terhadap tema-tema seperti investasi, perdagangan, dan pembangunan ekonomi sangat penting. Prabowo juga mengajak putra tunggalnya, Didit Hediprasetyo, dalam perjalanan ini, yang bisa dilihat sebagai langkah untuk menunjukkan pentingnya generasi penerus dalam menjaga keberlanjutan kebijakan publik.

Menjadi Sorotan Publik

Lawatan luar negeri ini tentunya menjadi sorotan masyarakat dan media. Mengingat banyak harapan yang disematkan pada pemerintahan baru, keberhasilan dalam menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara tersebut bisa menjadi faktor penentu dalam penilaian publik terhadap Prabowo. Dengan agenda yang padat, diharapkan ada hasil yang konkret dari lawatan ini, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi rakyat Indonesia.

Sekembalinya ke Tanah Air pada 24 November, diharapkan Prabowo membawa pulang tidak hanya pengalaman tetapi juga keberhasilan nyata dalam kerjasama internasional yang menguntungkan bagi Indonesia.