Performa dari kinerja indeks IDX High Dividend 20 tercatat positif sejak awal tahun 2024. Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), performa indeks ini meningkat sebesar 0,52% secara tahun berjalan (year to date/ytd). Meskipun angka ini terlihat positif, beberapa saham besar dalam indeks ini mengalami penurunan yang signifikan, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Analisis Kinerja Indeks IDX High Dividend 20
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menjelaskan bahwa pertumbuhan yang tipis ini disebabkan oleh penurunan nilai saham dari BBRI yang tercatat turun 14,41% ytd dan TLKM yang anjlok hingga 25,57% ytd. Saham-saham tersebut memiliki bobot yang signifikan dalam indeks, di mana bobot BBRI turun dari 16% menjadi 14,8% dan TLKM dari 15,9% menjadi 13,5%.
Peluang di Tengah Penurunan
Meski mengalami tekanan, Sukarno melihat potensi positif bagi indeks IDX High Dividend 20 hingga akhir 2024. Menurutnya, jika saham-saham yang mengalami penurunan ini mulai pulih, maka pertumbuhan di indeks ini bisa kembali meningkat seiring dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Emiten Penopang Indeks
Sukarno juga menyebutkan sejumlah emiten yang dapat menjadi penopang bagi indeks ini, antara lain:
Emiten | Kategori |
---|---|
TPIA | Sektor Manufaktur |
ADRO | Sektor Energi |
PTBA | Sektor Energi |
INDF | Sektor Konsumer |
UNTR | Sektor Infrastruktur |
BMRI | Sektor Keuangan |
BBCA | Sektor Keuangan |
AMRT | Sektor Konsumer |
KLBF | Sektor Kesehatan |
ITMG | Sektor Energi |
INKP | Sektor Manufaktur |
Sukarno menyarankan agar investor mencermati saham-saham yang masih mengalami penurunan, seperti BBRI, TLKM, ASII, SMGR, dan ANTM. Investasi pada saham-saham tersebut diharapkan dapat memberikan hasil positif karena secara fundamental mereka memiliki kekuatan yang solid.
Sentimen Pasar dan Rekomendasi
William Hartanto, Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, menilai bahwa performa dari IDX High Dividend yang tumbuh tipis ini juga disebabkan oleh kurangnya minat pelaku pasar terhadap saham-saham dalam indeks tersebut. Menurutnya, saham-saham dalam indeks ini mengalami tekanan jual asing setelah adanya sentimen negatif dari stimulus ekonomi China.
Sebagian besar saham-saham dalam indeks High Dividend 20 memang hanya mendapatkan perhatian saat pembagian dividen, sehingga minat pelaku pasar pada fase sebelum momen itu cenderung rendah.
William juga berharap kinerja indeks ini tetap bisa tumbuh positif hingga akhir tahun. Jika rilis laporan keuangan dan rencana pembagian dividen berjalan baik, maka minat beli terhadap saham dalam indeks tersebut akan meningkat, yang tentunya berdampak positif pada kinerja indeks.
Strategi Investasi untuk Investor
Bagi para investor, William merekomendasikan untuk melakukan pembelian pada saham BBCA, BMRI, TLKM, BBRI, dan ASII dengan target harga yang masing-masing adalah:
- BBCA: Rp 11.000 per saham
- BMRI: Rp 7.200 per saham
- TLKM: Rp 3.300 per saham
- BBRI: Rp 5.500 per saham
- ASII: Rp 5.500 per saham
Sementara itu, Sukarno memiliki rekomendasi target harga lebih spesifik untuk beberapa saham dalam indeks:
- BBRI: Rp 6.000 per saham
- ANTM: Rp 1.640 per saham
- TLKM: Rp 3.400 per saham
- SMGR: Rp 4.450 per saham
- AMRT: Rp 3.500 per saham
- INKP: Rp 9.700 per saham
- ADRO: Rp 3.990 per saham
- ASII: Rp 5.400 per saham
Kesimpulan
Meskipun indeks IDX High Dividend 20 menghadapi sejumlah tekanan, ada peluang bagi investor untuk meraih keuntungan dalam jangka menengah hingga panjang. Memperhatikan tren saham dan pembagian dividen menjadi kunci untuk memanfaatkan peluang investasi ini. Investor disarankan untuk melakukan analisis mendalam terhadap saham-saham dalam indeks ini sebelum mengambil keputusan investasi.