Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IHSG Meluncur ke Angka Psikologis, Apa Penyebabnya?

by Fitri Wulandari at 17 Oct 2024 16:17

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penuh semangat pada perdagangan Kamis (17/10/2024), menunjukkan lonjakan yang menggembirakan dengan kenaikan lebih dari 1%. Kenaikan ini menciptakan optimisme di pasar, terutama di tengah pengawasan investor terhadap sentimen global yang mempengaruhi pasar saham Indonesia.

Pergerakan IHSG dan Nilai Transaksi

Hingga akhir sesi perdagangan, IHSG berhasil melesat 1,13% dan menutup hari di posisi 7.735,04. Sebuah level yang dianggap penting secara psikologis, mengingat IHSG telah berhasil menembus level 7.700. Ini menjadi sinyal positif bagi investor yang selama ini menantikan adanya momentum untuk kembali berinvestasi di pasar saham.

Nilai transaksi pada hari itu mencapai sekitar Rp 11,7 triliun, dengan 27,2 miliar saham yang berpindah tangan dalam 1,3 juta transaksi. Jumlah saham yang mengalami apresiasi sebanyak 343, sementara 230 saham mengalami depresiasi, dan 224 saham stagnan menunjukkan banyaknya dinamika yang terjadi di pasar.

Sektor Penyokong IHSG

Secara sektor, beberapa sektor berkontribusi besar terhadap kenaikan IHSG, di antaranya sektor bahan baku, energi, dan keuangan. Sektor bahan baku melesat hingga 2,75%, diikuti dengan sektor energi yang meningkat 1,31%, dan sektor keuangan yang naik sebesar 1,12%.

Lebih lanjut, tiga saham dari sektor perbankan menjadi pendorong utama bagi IHSG, di mana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyumbangkan 20,3 poin indeks, disusul oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kontribusi sebesar 16,5 poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 4,3 poin. Selain itu, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang berfokus pada energi baru terbarukan juga turut mendukung dengan tambahan 11,5 poin indeks.

Menanti Data Global

Kenaikan IHSG ini tampaknya tidak lepas dari pengaruh sentimen global. Para pelaku pasar kini sedang menunggu pengumuman data tenaga kerja dari Amerika Serikat. Data ini, yang mencakup angka klaim pengangguran baik awal maupun yang berkelanjutan, akan menjadi acuan penting bagi Federal Reserve dalam merumuskan kebijakan suku bunga ke depan.

Jika data menunjukkan meningkatnya klaim pengangguran, probabilitas untuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed pun akan semakin besar. Dalam dokumen Summary Economic Projections (SEP), terdapat kemungkinan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya hingga total 50 basis poin (bps) sampai Desember 2024. Ini tentunya bisa menjadi angin segar bagi pasar global termasuk Indonesia.

Perekonomian China di Sorotan

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi China untuk kuartal III-2024 yang dijadwalkan keluar pada hari Jumat. Prediksi menunjukkan produk domestik bruto (PDB) China akan naik sebesar 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya, sebuah angka yang sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 4,7% pada kuartal kedua. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China mungkin berada dalam kondisi yang lebih lambat, menjadi yang terlemah sejak kuartal pertama 2023.

Dengan kondisi perekonomian yang bertumbuh lebih lambat, akan semakin menambah tantangan bagi pihak berwenang untuk mempertahankan stabilitas ekonomi. Hal ini bisa memicu berbagai stimulus yang diperlukan untuk memulihkan perekonomian. Releas data ini diperkirakan akan memberikan dampak langsung pada sentimen pasar global, termasuk IHSG.

Tindakan Stimulus untuk Menggerakkan Ekonomi China

China tengah merencanakan untuk mengumpulkan tambahan 6 triliun yuan (sekitar US$ 850 miliar) melalui obligasi pemerintah khusus selama tiga tahun ke depan. Langkah ini diharapkan dapat merangsang ekonomi yang sedang tertekan akibat perlambatan permintaan domestik dan ketegangan perdagangan dengan negara-negara barat.

Para analis memperkirakan bahwa langkah-langkah ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa saja menciptakan tekanan pada inflasi, yang perlu diwaspadai oleh para pengambil keputusan ekonomi di China.

Kesimpulan: IHSG Menanti Arah Selanjutnya

Pada akhirnya, pergerakan IHSG yang positif saat ini menawarkan harapan bagi para investor. Namun, mereka harus tetap waspada terhadap pengumuman data tenaga kerja AS dan pertumbuhan ekonomi China yang akan segera dirilis. Dua faktor ini diprediksi akan sangat mempengaruhi arah IHSG dalam waktu dekat. Dengan menjaga diversifikasi portofolio dan memantau informasi terkini, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam aktivitas berinvestasi mereka.