Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IHSG Menguat Agresif, Apa Penyebab di Balik Kenaikan Ini?

IHSG Menguat Agresif, Apa Penyebab di Balik Kenaikan Ini?

by Fitri Wulandari at 15 Oct 2024 16:44

JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.626,95 pada perdagangan hari ini, Selasa (15/10/2024). Penguatan ini didorong oleh kenaikan harga saham sejumlah emiten besar, termasuk AMMN, BMRI, BBCA, TPIA, dan TLKM.

Berdasarkan data dari Bloomberg, IHSG membukukan penguatan sebesar 0,89% atau 67,29 poin ke level 7626,95. IHSG dibuka di level 7.559,65 dan bergerak di rentang 7.573,45 hingga 7.635,04. Total nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp10,39 triliun dengan volume saham mencapai 22,66 miliar saham dan transaksi ditutup dengan frekuensi 1,27 juta kali.

Rincian Saham yang Mendorong IHSG

Penguatan IHSG dipengaruhi oleh apresiasi sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo. Salah satunya adalah saham dari emiten PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang menguat 3,79% ke level Rp9.825 per saham. AMMN mencatatkan nilai transaksi yang signifikan, yakni sebesar Rp373,8 miliar dengan melibatkan 38,3 juta saham.

Saham dari bank-bank besar juga turut memberikan kontribusi positif. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengalami kenaikan 1,81% ke level Rp7.050, sementara PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,19% ke level Rp10.625. Selain itu, saham dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga mengalami kenaikan masing-masing 1,38% dan 0,41% ke level Rp5.500 dan Rp4.920 per saham.

Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turut mendorong penguatan IHSG dengan kenaikan masing-masing 1,74% dan 1,38%. Begitu juga dengan saham ESSA yang mencatatkan penguatan harga 2,14% ke level Rp955 per saham serta INDF yang menguat 2,13% ke level Rp7.200 per saham.

Kondisi Pasar yang Berimbas pada IHSG

Di lain pihak, penguatan IHSG ini juga dibayangi oleh beberapa saham yang mengalami pelemahan. Saham PT Timah Tbk. (TINS) mengalami koreksi 3,5%, diikuti oleh PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebesar 2,64%, dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang menguat 2,24%.

Pergerakan IHSG pada hari ini turut dipengaruhi oleh rilis data ekonomi neraca perdagangan Indonesia yang menunjukkan hasil surplus dan juga pemanggilan calon menteri serta wakil menteri dalam kabinet baru Prabowo-Gibran.

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mempertahankan tren surplus selama 53 bulan berturut-turut. Pada bulan September 2024, surplus neraca dagang mencapai US$3,26 miliar. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan bahwa ekspor pada September tercatat senilai US$22,08 miliar, sementara nilai impor lebih kecil, sehingga surplus tetap terjaga.

“Total nilai impor mencapai US$18,82 miliar, atau turun 8,91% dari bulan Agustus 2024,” ujar Amalia dalam konferensi pers.

Surplus neraca dagang ini meningkat US$0,48 miliar secara bulanan. Meskipun terdapat peningkatan, surplus tersebut lebih rendah dibandingkan dengan September 2023 yang mencapai US$3,41 miliar.

Peluang dan Tantangan yang Menghadang

Menengok ke depan, kepala riset ekuitas di Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menyatakan bahwa pekan ini ada peluang adanya aliran modal masuk ke pasar saham, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Hal ini terkait adanya tekanan pada IHSG yang sebelumnya mengalami penurunan signifikan dari titik tertingginya dan saat ini berada di area support yang ideal.

“Stimulus dari China juga menjadi faktor yang belum jelas. Ini dapat memicu masuknya investor asing ke pasar domestik,” tambah Sukarno.

Apalagi, sektor infrastruktur dan properti dinilai memiliki potensi untuk mendongkrak aliran dana masuk. Sektor properti, dalam hal ini, mendapatkan sentimen positif dari adanya stimulus yang diberikan. Namun, ia menekankan bahwa ada tantangan yang harus diwaspadai, terutama terkait kebijakan dari Bank Sentral China, People’s Bank of China (PBoC), yang mungkin akan mengumumkan adanya stimulus tambahan, yang dapat berpotensi memicu aliran keluar modal atau net sell di Bursa Efek Indonesia.

Kesimpulan

Penguatan IHSG pada hari ini menunjukkan dinamika positif yang diwarnai oleh berbagai faktor. Kenaikan harga saham-saham besar, hasil surplus neraca perdagangan, dan potensi masuknya modal asing menjadi beberapa pendorong utama. Namun, tantangan di pasar global dan kebijakan dari Bank Sentral China tetap harus dicermati oleh para investor untuk menilai arah pergerakan selanjutnya.