Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IHSG Turun, Peluang Buy on Weakness Untuk Saham Big Cap

IHSG Turun, Peluang Buy on Weakness Untuk Saham Big Cap

by Gilang Permana at 14 Oct 2024 07:21

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di level 7.520,60 setelah mengalami penurunan drastis sebesar 3,56% dalam sebulan terakhir. Penurunan IHSG ini banyak disebabkan oleh tekanan yang dialami oleh sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar alias big cap.

Meskipun terjadi penyesuaian, saham-saham big cap tetap mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang sempat menunjukkan performa baik kini sedang mengalami pelambatan. Dalam hal ini, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi sorotan, mengingat penurunan signifikan setelah terkeluar dari indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell. Nilai saham BREN anjlok dari level tertingginya di Rp 11.900 menjadi Rp 6.500 per saham, mengakibatkan market cap-nya juga terjun bebas ke angka Rp 870 triliun, meski masih menjadi emiten kedua dengan market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selain BREN, saham big cap lain seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga menunjukkan pola pergerakan yang melemah. Saham-saham di jajaran 10 besar market cap yang juga menunjukkan performa kurang menggembirakan secara year to date antara lain PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Dinamika Pergerakan Saham dan Psikologis Pasar

Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, menekankan bahwa pergerakan saham big cap sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar dan persepsi dari para investor. "Ketika ada sentimen positif, saham-saham big cap akan banyak diburu. Sebaliknya, dalam situasi negatif, penjualan akan lebih banyak," ungkap Reza saat diwawancarai pada Minggu (13/10).

Sejumlah faktor eksternal juga berperan dalam mempengaruhi laju saham big cap saat ini. Salah satu faktor signifikan adalah capital outflow yang terjadi, terutamanya setelah sentimen pemulihan ekonomi di China menarik arus dana asing untuk beralih ke pasar di Negeri Panda tersebut. Ini menambah tekanan bagi saham-saham besar di Indonesia.

Aksi Profit Taking dan Sentimen Menjelang Pergantian Pemerintahan

Lanjutan penurunan IHSG dipicu oleh aksi profit taking dari investor setelah beberapa waktu lalu ihsg mencapai rekor tertinggi. Tak hanya itu, para pelaku pasar saat ini juga bersikap wait and see menjelang pelantikan presiden baru pada 20 Oktober mendatang, yang bisa menjadi faktor penentu harga saham ke depannya.

Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas menegaskan bahwa pelantikan presiden baru dan penyusunan kabinet akan sangat berpengaruh terhadap sikap investor. Di samping itu, ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan suku bunga acuan, khususnya dari The Fed, juga menjadi pertimbangan penting.

Peluang Investasi Pasca Pelonggaran Kebijakan Moneter

Meski kondisi saat ini tampak suram bagi saham big cap, sejumlah analis memprediksi bahwa peluang akan muncul kembali setelah adanya pelonggaran kebijakan moneter. Jika The Fed melanjutkan penurunan suku bunga sesuai rencana mereka hingga akhir tahun, ini diprediksi akan mendorong arus capital inflow ke pasar saham Indonesia.

Musim rilis laporan keuangan kuartal III-2024 juga diyakini akan menjadi katalis positif bagi saham-saham big cap. Fath Aliansyah, Senior Research Analyst di Lotus Andalan Sekuritas, mengatakan bahwa koreksi di beberapa saham big cap memberikan peluang untuk berinvestasi secara selektif dan bertahap. Dia pun merekomendasikan saham-saham seperti BBRI dan ASII yang masih memiliki potensi untuk pulih.

Rekomendasi Saham untuk Menghadapi Situasi Pasar

William Hartanto, seorang pengamat pasar modal, melihat saat ini adalah waktu yang tepat untuk menerapkan strategi buy on weakness. Dia menyarankan membeli saham BBRI, TLKM, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) untuk investasi jangka panjang, serta menyarankan untuk berhati-hati terhadap saham-saham BREN dan AMMN.

Ratih Mustikoningsih dari Ajaib Sekuritas memprediksi bahwa sektor perbankan akan menjadi pilihan menarik menjelang rilis kinerja keuangan mendatang. Beberapa saham big cap yang dia rekomendasikan antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dengan target harga pada resistance Rp 7.300.

Kesimpulan

Dengan adanya banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pasar saat ini, pelaku pasar perlu bijak dalam mengambil keputusan. Meskipun pasar menunjukkan pola volatilitas, ada sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan di sepanjang investasi, khususnya di sektor big cap. Memperhatikan dinamika pasar serta laporan kinerja keuangan akan menjadi kunci dalam mendorong keputusan investasi yang lebih baik ke depannya.