Industri pasar saham selalu dinamis, dan pemantauan pergerakan saham di bursa menjadi krusial bagi para investor. Pada penutupan bursa pada Selasa, 15 Oktober 2024, terjadi pergerakan signifikan di mana tiga saham dalam kategori Top Losers LQ45 mengalami penurunan, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan. Saham-saham tersebut adalah MEDC (Medco Energi Internasional Tbk), AKRA (AKR Corporindo Tbk), dan ISAT (Indosat Tbk).
Saham MEDC Turun di Tengah Penguatan IHSG
Saham MEDC ditutup melemah pada harga Rp 1.290 per saham, mengalami penurunan sebesar 2,64% dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di Rp 1.325. Saham ini dibuka di bawah harga penutupan sebelumnya, yakni Rp 1.300 per saham. Selama sesi perdagangan, saham MEDC mencatatkan harga tertinggi di Rp 1.315 dan terendah di Rp 1.280. Dalam tujuh hari terakhir, harga saham ini mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 5,84%, dari harga Rp 1.370 pada 8 Oktober 2024.
Diskusi mengenai saham MEDC tidak hanya berfokus pada pergerakan harga, tetapi juga pada indikator fundamentalnya. Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih per saham (EPS) untuk MEDC adalah Rp 263, dengan rasio harga terhadap laba (PER) sebesar 5,04 kali. Ini menunjukkan bahwa investasi pada saham MEDC memberikan nilai yang relatif baik dibandingkan dengan pendapatannya. Selain itu, rasio harga terhadap nilai buku (PBV) berada di angka 1,02 kali, yang menunjukkan bahwa saham ini diperdagangkan di sekitar nilai bukunya.
Performa AKRA yang Juga Melemah
Saham kedua yang mengalami penurunan signifikan adalah AKRA. Saham ini ditutup pada harga Rp 1.460, mengalami penurunan sebesar 4,89% dari penutupan sebelumnya di Rp 1.535. Saham AKRA dibuka dengan harga yang sama seperti penutupan sebelumnya dan mencapai harga tertinggi Rp 1.535 serta terendah Rp 1.460. Dalam tujuh hari terakhir, AKRA telah turun 5,50% dibandingkan dengan harga Rp 1.545.
Namun, menarik untuk dicatat bahwa dibandingkan dengan setahun yang lalu, harga saham AKRA tetap tidak berubah, bertahan di Rp 1.460. Dalam laporan yang dimiliki Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai transaksi saham AKRA mencapai Rp 112,50 miliar dengan volume transaksi 762.815 lot. Dengan EPS sebesar Rp 100, rasio PER untuk AKRA adalah 15,35 kali, sedangkan rasio PBV-nya adalah 2,72 kali.
ISAT: Salah Satu yang Terpuruk
Seperti MEDC dan AKRA, saham ISAT juga mengalami penurunan. Saham ini ditutup pada harga Rp 2.490, turun 1,97% dari penutupan sebelumnya di Rp 2.540. Saham ISAT dibuka pada harga yang sama, mencapai harga tertinggi Rp 2.570 dan terendah di Rp 2.460. Dalam tujuh hari terakhir, ISAT mengalami penurunan yang sangat drastis, dengan harga sahamnya yang jatuh sebesar 76,51% dari Rp 10.600.
Selama setahun terakhir, saham ISAT juga mencatatkan penurunan yang besar sebesar 76,34% dari harga Rp 10.525. Meskipun mengalami penurunan, ISAT masih memiliki nilai transaksi yang signifikan, yakni mencapai Rp 56,60 miliar dengan volume transaksi 225.899 lot. Dengan EPS sebesar Rp 170, rasio PER untuk ISAT mencapai 14,94 kali dan rasio PBV-nya adalah 2,62 kali.
Perbandingan Pergerakan Saham
Emiten | Harga Penutupan (Rp) | Perubahan (%) | Volume Transaksi (lot) | Nilai Transaksi (Rp miliar) |
---|---|---|---|---|
MEDC | 1.290 | -2,64 | 877.303 | 113,80 |
AKRA | 1.460 | -4,89 | 762.815 | 112,50 |
ISAT | 2.490 | -1,97 | 225.899 | 56,60 |
Kesimpulan
Pergerakan saham di bursa menunjukkan bahwa meskipun IHSG dapat menguat, tidak semua emiten berkontribusi positif. Penurunan yang signifikan pada MEDC, AKRA, dan ISAT menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi oleh sektor-sektor tertentu. Investor perlu melakukan analisis yang mendalam untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan ini dan mengambil keputusan investasi yang tepat.
Dengan memperhatikan analisis fundamental dan teknikal dari masing-masing saham, investor dapat membuat strategi yang lebih efektif dalam menghadapi volatilitas pasar. Bagi mereka yang ingin berinvestasi di sektor ini, mengamati pergerakan harga dan laporan keuangan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.