Inovasi teknologi terus bertransformasi di Indonesia, salah satunya melalui pengembangan alat pendeteksi kecemasan yang diciptakan oleh Institut Teknologi Sumatera (Itera). Mendukung penuh langkah ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengapresiasi prototipe alat tersebut, yang menurutnya akan menjawab persoalan di masyarakat dan memberikan nilai tambah.
Pengembangan Inovasi Menghadapi Tantangan Sosial
Mendiktisaintek menegaskan pentingnya riset dan inovasi dilakukan oleh perguruan tinggi untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat luas. "Prototipe ini saya rasa akan sangat bagus dikembangkan dan dihilirkan sebagai suatu produk yang memiliki nilai tambah dan menjawab persoalan di masyarakat, menggerakkan ekonomi masyarakat, bahkan menjadi substitusi produk impor," ujar Satryo.
Mendiktisaintek berharap agar produk-produk yang dihasilkan dari riset tidak hanya berhenti sebagai prototipe, tetapi harus dapat diimplementasikan ke dalam bentuk produk nyata yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Ia menilai langkah yang diambil oleh Itera dalam menciptakan alat ini merupakan langkah cemerlang dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif Indonesia.
Kemajuan Teknologi dalam Pendeteksian Kecemasan
Rektor Itera, I Nyoman Pugeg Aryantha, menjelaskan bahwa alat deteksi kecemasan tersebut berbasis pada penggunaan data besar (big data), diklaim mampu mendeteksi gangguan kecemasan yang dialami seseorang secara dini. "Melalui inovasi ini, Itera berupaya untuk mencegah, menangani, dan memfasilitasi para mahasiswa yang mengalami gangguan-gangguan kecemasan dengan dukungan dari psikolog," ungkap Nyoman.
Alat ini bekerja dengan mendeteksi sejumlah parameter yang meliputi kualitas air pada kulit, detak jantung, dan temperatur tubuh. Ketiga parameter ini bekerja secara bersamaan untuk membantu mengidentifikasi tingkat kecemasan dengan cara membaca ekspresi tubuh melalui senyawa kimia yang terkandung dalam keringat, kemudian dianalisis oleh sensor.
Proyeksi Masa Depan Alat Pendeteksi Kecemasan
Di samping pemantauan tiga parameter tersebut, Nyoman menambahkan bahwa pengembangan alat ini di masa depan juga akan melibatkan parameter berbasis ekspresi wajah. Dengan teknologi ini, alat dapat merekam dan menganalisis perubahan profil wajah dalam waktu satu menit, sehingga deteksi gangguan kecemasan semakin akurat.
Nyoman juga menekankan bahwa banyak produk inovasi yang telah dipatenkan oleh Itera, dan harapannya produk-produk tersebut dapat dihilirkan secara efektif, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai inovasi teknologi, tetapi juga berperan sebagai penopang ekonomi kreatif Indonesia.
Dampak Terhadap Ekonomi Kreatif dan Penurunan Ketergantungan Impor
Mendiktisaintek juga mengungkapkan bahwa produk yang dihasilkan bukan hanya ditujukan untuk pasar domestik, melainkan diharapkan dapat menembus pasar ekspor. "Saya rasa ini akan sangat bagus untuk ekonomi kreatif kita dengan mengurangi bahan baku impor. Sekarang kita berkreasi, tetapi masih ada yang menggunakan bahan baku impor. Kalau bisa, kitalah yang mengekspor bahan baku itu nantinya," katanya.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan institusi pendidikan tinggi seperti Itera, diharapkan ke depan akan lebih banyak inovasi yang lahir dari dalam negeri dan menambah daya saing produk Indonesia di pasar global. Investasi dalam inovasi dan riset tak hanya bermanfaat untuk perkembangan teknologi, tetapi juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.
Kesimpulan
Inovasi alat pendeteksi kecemasan yang dikembangkan oleh Itera mencerminkan komitmen untuk menjawab tantangan sosial sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan dukungan dari pemerintah dan prospek yang menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, langkah ini diharapkan bisa menjadi model bagi pengembangan teknologi lainnya di Indonesia.